Sabtu, 16 November 2013

"Menari Untuk Mereka"

Dua perempuan Bali menari dalam aksi teatrikal pada salah satu demonstrasi yang digelar ForBali di Geduung DPRD Bali pada awal Oktober lalu.

 

ForBali merupakan aliansi masyarakat sipil lintas sektoral yang terdiri dari lembaga dan individu baik mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seniman, pemuda dan individu-individu yang peduli lingkungan hidup. Tergabung dalam ForBali yakni FRONTIER-Bali (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat Bali), KEKAL-Bali (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup Bali), GEMPAR Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi Teluk Benoa), Walhi Bali, Sloka Institute, Mitra Bali, PPLH Bali, PBHI Bali, Kalimajari, Yayasan Wisnu, Manikaya Kauci, Komunitas Taman 65, Komunitas Pojok, Penggak Men Mersi, BEM Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Bali, PPMI DK Denpasar, Eco Defender, Superman Is Dead, Navicula, Nosstress, The Bullhead, dan Geekssmile.
Kelompok ini tegas menyatakan penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa yang hendak dilakukan PT. Tirta Wahana BaliInternasional. Di atas Teluk Benoa, PT. TWBI berencana membangun sebuah kawasan wisata terpadu yang dilengkapi tempat ibadah untuk lima agama, taman budaya, taman rekreasi sekelas Disney Land, rumah sakit internasional, perguruan tinggi, perumahan marina yang masing-masing dilengkapi dermaga yacht pribadi, perumahan pinggir pantai, apartemen, hotel, areal komersial, hall multifungsi, dan lapangan golf.
Guna mempopulerkan kampanye penolakan terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa, single Bali Tolak Reklamasi secara khusus dibuat sejumlah artis Bali. Lagu yang diciptakan oleh personil Nostress Band itu, dinyanyikan secara bersama sama oleh puluhan artis Bali termasuk personil sejumlah band ternama seperti Superman Is Dead, The Bullhead, Nymphea, dan Gold Voice. Untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam berbagai aksi penolakan terhadap rencana reklamasi, video klip dari single Bali Tolak Reklamasi juga diunggah ke situs youtube dan telah disebarluaskan melalui media social.
Salah seorang aktivis gerakan ForBali, Suriadi Darmoko, menyatakan sangat bersyukur karena gerakan ini menuai banyak dukungan. “Kami ingin gerakan ini semakin kuat. Tidak ada kepentingan politik apapun yang melatarbelakangi gerakan ini. Ini murni kami lakukan untuk menyelamatkan Bali dari investor yang ingin merusak Bali,” ujar Suriadi.
Di akhir orasinya, Happy Salma mengajak seluruh warga Bali dan Indonesia untuk ikut berjuang agar reklamasi di Teluk Benoa tidak pernah terjadi. “Kita kesini hanya ingin mengadu. Ayah Ibu dengar kami. Kami rakyatmu, anak anakmu. Bila ingin lakukan sesuatu, dengarkan kami. Kami sadar kami bukan siapa siapa. Kami hanya ikan teri di lautan. Tetapi saya percaya kebenaran itu, walaupun kalah, dia kalah dengan bermartabat dan terhormat,” Happy menegaskan.

Tidak ada komentar: